Mediatics Digital Indonesia

Ini Proyeksi Harga Influencer Marketing Q2 2024

Ini Proyeksi Harga Influencer Marketing Q2 2024

Saat ini strategi Influencer Marketing jadi primadona banyak pihak, seperti Digital Marketer, Business Owner, atau bahkan Influencer Marketing Enthusiast itu sendiri. Faktanya, walaupun Influencer Marketing jadi strategi digital marketing yang diandalkan, namun memilih influencer yang tepat dengan kebutuhan brand terbilang tricky & challenging. Apalagi jika berbicara soal budget Influencer Marketing, banyak faktor yang menjadi penentu besaran harga setiap influencer & sering kali para Digital Marketer/Business Owner menjadi kebingungan untuk menentukan influencer apa yang cocok bagi brand-nya. Pada Influencer Pricing Benchmark Q2 2024 (prepared by Mediatics Digital Indonesia & Asosiasi Influencer Marketing Indonesia) kali ini, kami menggunakan beberapa metrics sebagai acuan dalam menyusun report tersebut guna memberikan insights & pencerahan bagi Digital Marketer juga Business Owner, di antaranya: Jenis Platform Media Sosial Kami memilih Instagram & TikTok sebagai platform media sosial dalam Influencer Pricing Benchmark, karena berdasarkan data dari We are Social dan Hootsuite, per Oktober 2023 pengguna TikTok di Indonesia mencapai 106,52 juta orang. Diikuti dengan pengguna Instagram di Indonesia yang mencapai 100,9 juta orang (Data Reportal). Dengan pemilihan dua platform media sosial yang populer di Indonesia, diharapkan Digital Marketer & Business Owner bisa mendapat gambaran saat menentukan platform mana yang cocok bagi brand mereka. Jenis Konten Kami menggunakan beberapa jenis konten pada report kali ini, yaitu Story, Instagram Feed, & Instagram Reels untuk platform Instagram. Sedangkan untuk platform TikTok kami mengambil jenis konten Video Post. Setiap jenis konten tentunya memiliki harga yang bervariatif, umumnya ditentukan oleh tingkat kesulitan, durasi konten, dan sebagainya. Tier Influencer Metric yang tak kalah penting & menjadi faktor utama penentuan harga adalah tier influencer. Kami menggunakan 7 tier influencer dengan rentang 10,000 followers hingga > 5 juta followers. Setiap tier influencer memiliki harga yang variatif, diikuti dengan masing-masing kelebihan & kekurangannya. Karena pada intinya, pemilihan tier influencer harus disesuaikan dengan objective/target dari brand itu sendiri. Contact our Client Relation here!

3 Tipe Influencer Generated Content yang Wajib Dicoba oleh Pemilik Brand!

3 Tipe Influencer Generated Content yang Wajib Dicoba oleh Pemilik Brand!

Tren strategi menggunakan influencer marketing menjadi salah satu cara marketing yang dipakai beberapa tahun ini. Nah, di tengah maraknya berpromosi menggunakan cara tersebut, influencer generated content hadir pula menjadi salah satu konten yang disukai oleh audiens. Kenalan dengan Influencer Generated Content Influencer generated content adalah semua konten yang dibuat oleh influencer dan bertujuan untuk mempromosikan brand milikmu. Biasanya pada influencer generated content, pihak brand memang sengaja melakukan kerjasama dengan influencer yang dirasa cocok dengan mereka. Baik dari segi persona maupun value sang influencer. Di tengah gencarnya berpromosi bersama influencer, rasanya brand-mu pun harus mencobanya pula! 3 Manfaat dari Influencer Generated Content Tentu satu yang jadi alasan kenapa brandmu harus mencoba cara ini ialah manfaat yang dihadirkannya. Berikut adalah beberapa manfaatnya: 1. Menjangkau audiens yang luas Tentu manfaat utama yang didapat dengan berpromosi menggunakan cara ini adalah menjangkau audiens yang lebih luas. Melihat pengikut yang dimiliki oleh influencer sendiri menjadi audiens baru mu. Tak jarang pula, mereka inilah yang bisa jadi calon pembeli atau bahkan pelangganmu. Hal ini dikarenakan pengikut dari influencer banyak yang loyal. Mereka mempercayai dan mudah dipersuasi oleh idola mereka sendiri. 2. Hadirkan kredibilitas pada brandmu Beberapa influencer hadir dengan niche konten yang mereka kuasai masing-masing. Banyak dari mereka pula yang membangun “value” dirinya dalam beberapa tahun. Mereka adalah orang yang memiliki profesionalitas tinggi. Dengan berkolaborasi bersama mereka, tentu brand-mu dapat dikenal lebih luas. Namun, dibalik itu orang-orang akan menyadari brandmu dengan sudut pandang yang positif karena kamu telah berhasil dan mampu bekerja sama dengan influencer. Nah, makanya langkah awal yang harus dicermati oleh dirimu ketika ingin memakai cara ini adalah meriset dan mengetahui benar influencer mana yang akan kamu ajak bekerja sama. Karena secara tidak langsung, di situ lah brandmu tercermin pula. 3. Berikan informasi produk lebih natural Tentu, satu yang diharapkan dari kegiatan berpromosi adalah orang tahu keberadaan brandmu dan apa saja produkmu. Kini, tak jarang ditemukan audiens yang bosan dengan konten promosi yang “ngiklan banget”. Berpromosi melalui influencer generated content, kamu dapat menghadirkan informasi brand maupun produk senatural mungkin. Walaupun brief konten tetap jadi kendalimu, tak jarang pula influencer sendiri memiliki pakem-pakem berpromosi sesuai dengan persona mereka. Dengan begitu, audiens akan lebih menikmatinya! 3 Manfaat dari Influencer Generated Content Sekarang kita masuk ke dalam apa yang bisa brandmu lakukan jika sudah mendapatkan influencer yang sesuai. 1. Short video Pertama, bentuk promosi yang disukai saat ini adalah konten yang berbentuk video vertikal dengan durasi yang pendek. Adapun durasi yang ideal dan banyak dipakai saat ini ialah 60 detik, 3 menit, dan tak lebih dari 10 menit. Hal ini didukung oleh kepopuleran platform media sosial TikTok yang kemudian disusul oleh Instagram Reels. Video berdurasi pendek tidak membuat audiens harus berlama-lama untuk melihat kontenmu dan menangkap apa yang harus mereka lakukan. Namun, satu hal yang jadi tantangan tersendiri adalah bagaimana brandmu harus membuat konten yang menarik dan tentunya informatif pula. 2. Lifestyle advice Orang yang berselancar di dunia maya tak jarang adalah mereka yang hadir dengan banyak pertanyaan. Kamu sebagai pengiklan bisa hadir untuk menjawabnya. Ditambah belakangan ini influencer yang menghadirkan lifestyle advice bermunculan. Misalnya ada influencer yang menghadirkan konten hidup minimalis di apartemen. Hal ini secara tidak langsung memengaruhi pengikut hingga bahkan audiens mereka untuk sekedar aware hingga mengamini apa yang influencer lakukan. 3. Behind the scene Terakhir, pengikut setia tentu penasaran dengan apa yang dilakukan oleh sosok yang mereka kagumi. Konten behind the scene yang dimaksud adalah bagaimana keseharian hidup mereka di balik kamera. Misalnya, behind the scene ketika influencer bekerja, dan brandmu yang merupakan produk baju bisa menjadi outfit yang dikenakannya. Buat saja keseharian yang padat, namun selipkan informasi jika produkmu nyaman dipakai untuk kegiatan yang ekstra. Tentu konten ini akan jauh lebih natural dan lebih soft selling. Mulai Influencer Generated Content-mu Bersama Mediatics! Lakukan influencer generated content-mu yang maksimal bersama Mediatics Digital Indonesia. Setidaknya terdapat 4 layanan influencer marketing yang kami hadirkan untukmu. Mulai dari Paid Promotion, Content Co-Creation, Live Event Reporting, hingga O2O Activation. Semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan objective campaign brandmu! Contact our Client Relation here!

Influencer Marketing adalah Strategi Promosi yang Lagi Tren? Yuk Cari Tau!

Influencer Marketing adalah Strategi Promosi yang Lagi Tren? Yuk Cari Tau!

Fenomena penggunaan influencer marketing adalah salah satu bentuk strategi promosi yang lagi ngetren beberapa tahun kebelakang. Masifnya penggunaan social media mempengaruhi cara orang dalam pengambilan keputusan pembelian mereka. Kini orang-orang percaya kepada satu figur yang dianggap memiliki pendapat yang benar. Yaps, ini dinamakan influencer. Lantas, apa sih influencer marketing? Dan bagaimana peran mereka dalam membantu strategi promosi? Cari tahu selengkapnya di artikel ini yuk! Kenalan dengan Influencer Marketing Mudahnya, influencer marketing dapat diartikan sebagai proses promosi maupun pemasaran sebuah bisnis yang menggunakan jasa dari para influencer. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, influencer memiliki peranan besar untuk mempengaruhi audiens, khususnya pada media sosial. Karena memang seorang influencer bisa menjangkau audiens baru dengan cara yang cepat. Agar sebuah campaign marketing dapat berjalan sesuai dengan tujuannya, biasanya pihak pengiklan akan memilih influencer berdasarkan jumlah pengikutnya. Mega influencer: jumlah pengikut lebih dari 1 juta orang Macro influencer: jumlah pengikut 500.000 hingga 1 juta orang Mid-tier influencer: jumlah pengikut 50.000 hingga 500.000 orang Micro influencer: jumlah pengikut 10.000 hingga 50.000 orang Nano influencer: jumlah pengikut 1.000 hingga 10.000 orang. Manfaat Influencer Marketing Berdasarkan Kategorinya Setelah mengetahui 5 kategori influencer berdasarkan jumlah followers yang dimilikinya, berikut manfaat influencer marketing berdasarkan kaetgori yang wajib kamu ketahui sebagai pemilik brand: 1. Nano Influencer untuk Word of Mouth Keuntungan utama dengan menggunakan kategori influencer ini tentu dari segi biaya. Melihat jumlah pengikut yang masih sedikit, pengiklan tidak perlu mengeluarkan biaya sebesar ketika mereka memakai influencer dengan jumlah pengikut yang banyak. Pemasaran dengan strategi mulut ke mulut dari dulu memang gak bisa dipungkiri pengaruhnya dengan keberhasilan sebuah promosi. Nah, di zaman yang serba digital ini promosi dengan langkah word of mouth tentu masih kuat. Bedanya kini semua dilakukan bisa dilakukan dengan lebih cepat yakni dengan memanfaatkan influencer, khususnya dengan kategori nano. Nano influencer dengan pengikutnya yang masih sedikit ini dapat dikatakan memiliki pengikut yang organik. Ini memberikan nilai lebih bagi mereka ketika menyebarkan promosi dari mulut ke mulut. 2. Micro Influencer untuk menghasilkan penjualan Manfaat dari micro influencer bisa dikatakan sedikit mirip dengan nano influencer. Lebih lanjutnya lagi, kategori influencer ini bisa mempengaruhi sebuah promosi untuk kemudian dihasilkan ke dalam bentuk penjualan. Micro influencer biasanya memiliki satu niche yang mereka kuasai. Ini membuat pengikut mereka memiliki kesukaan yang sama. Tak jarang hal tersebut membuat para pengikutnya sangat loyal dengan influencer yang mereka ikuti. Pengikutnya dapat dengan mudah mempercayai setiap pendapat yang dikeluarkan. Secara gak langsung proses inilah yang bisa mempengaruhi para pengikut untuk melakukan keputusan pembelian mereka. 3. Mega Influencer untuk meningkatkan awareness Terakhir, pengiklan bisa merasakan manfaat dalam menyebarluaskan awareness mereka melalui mega influencer. Oh iya, mega influencer bisa datang dari para selebritis. Influencer dengan banyak pengikut ini dapat dengan cepat menyebarkan konten promosi. Nah, makanya biaya yang dikeluarkan untuk memanfaatkan jasa lewat influencer ini sangat besar. Penggunaan influencer ini cocok dilakukan bagi para brand yang hendak mengeluarkan produk baru atau menyebarluaskan segmen audiens mereka. Misalnya pemilihan Nagita Slavina dalam promosi sebuah merek parfum yang biasa dijual di drugstore. Ini memungkinkan brand tersebut untuk dikenal lebih luas oleh masyarakat mengingat Nagita sendiri punya followers yang banyak. Apalagi Nagita sendiri dikenal sebagai salah satu selebritis penggila parfum. Gimana Cara Memilih Influencer yang Tepat? Setelah kita tau manfaatnya, tentu tak afdol kalo kita tidak tau cara yang tepat ketika ingin memilih influencer-nya. Ini dia caranya: 1. Tentukan objective dari awal Nah, tentu yang paling pertama dan sangat penting adalah pengiklan harus mengetahui tujuan awal dari campaign marketing yang akan mereka lakukan. Dengan menentukan tujuan akan membantu pengiklan dalam memutuskan influencer jenis apa yang dipakai, besaran budgetnya, dan terakhir output konten yang akan dihasilkan. Sedikit gambaran apabila kamu sebagai pihak pengiklan ingin membuat strateginya, boleh banget nih melihat uraian di atas! 2. Ketahui engagement rate dari influencer Kedua, setelah pengiklan tau apa yang mereka harapkan, saatnya menentukan influencer mana yang akan mereka pilih. Nah, satu yang tak boleh terlewat oleh pengiklan adalah mengecek engagement rate dari sang influencer. Engagement rate sendiri merupakan suatu standar yang lazim digunakan untuk mengukur performa pada suatu konten di media sosial. Ini merupakan indikator yang bisa kamu pertimbangkan kesuksesan dari konten iklan yang pernah influencer buat. 3. Pastikan influencer punya relevansi dengan brand Last but not least adalah pastinya pengiklan harus memilih influencer yang punya relevansi dengan brand. Relevansi yang dimaksud di sini adalah apakah influencer yang hendak dipilih memiliki persona atau bahkan target audiens yang sesuai dari sisi pengiklan. Tentu sebagai pengiklan kamu tak mau kan kalau konten iklan mu salah sasaran? Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan sebagai pengiklan adalah dengan memilih influencer berdasarkan kategori topik yang mereka kuasai. Lalu lihat persona apa yang mereka tampilkan di social media. Persona ini penting diperhatikan agar brand bisa tersampaikan dengan baik sesuai value yang diyakini. 4 Layanan Influencer Marketing dari Mediatics Digital Indonesia Kamu salah satu pemilik brand dan ingin melakukan influencer marketing? Tak usah bingung harus memulai dari mana! Bersama Mediatics, kamu bisa menyesuaikan jasa yang kamu pilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan campaign marketing-mu. Sedikit bocoran, nih, kami sebutkan satu per satu 4 layanan influencer marketing kami 1. Paid promotion Jenis layanan ini adalah salah satu strategi influencer marketing yang paling banyak dilakukan. Influencer akan melakukan promosi brand-mu lewat social media pribadi milik mereka. Adapun beberapa ide konten yang bisa kamu hadirkan adalah honest review, unboxing time, atau rekomendasi produk. 2. Content co-creation Content co-creation adalah jenis strategi yang melibatkan end-users secara langsung dalam pembuatan kontennya. Dengan menggunakan user generated content pesan dari brand mu akan lebih diterima baik dengan audiens. 3. Pastikan influencer punya relevansi dengan brand Kamu memiliki live event seperti launching produk baru dan ingin menarik banyak exposure? Nah, kamu bisa mengundang influencer untuk datang ke acara yang kamu buat. Dengan adanya kehadiran mereka brand mu tak hanya mendapatkan manfaat langsung ketika acara berlangsung saja, brand juga bisa memiliki kesempatan dibicarakan oleh banyak orang baik sebelum acara diselenggarakan maupun setelahnya. 4. O2O activation Bekerjasama dengan influencer tak cuma bisa dilakukan hanya sebatas “online” saja. Dengan online to offline activation, kamu bisa menyelenggarakan acara secara langsung untuk menghasilkan engagement yang sempurna antara

Ini Dia Perbedaan KOL dan Influencer yang Perlu Kamu Tahu

Ini Dia Perbedaan KOL dan Influencer yang Perlu Kamu Tahu

Meski profesi ini sudah tidak asing lagi, namun tidak banyak orang yang mengetahui perbedaan antara KOL dan influencer. Padahal, kedua pekerjaan ini memiliki peran penting dalam dunia digital marketing lho. Kehadirannya bahkan sudah menjadi kebutuhan wajib yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Nah, apakah kamu masih bingung tentang perbedaan keduanya? Di bawah ini, kami akan mengulas secara lengkap apa perbedaan antara KOL dan influencer.   KOL (Key Opinion Leader) KOL atau Key Opinion Leader memiliki kekuatan audiens yang cukup besar. Sama seperti influencer, KOL juga dapat mempengaruhi keputusan pengikutnya untuk membeli produk atau menggunakan suatu layanan. Berbagai pendapat dan sudut pandang dari KOL sangat dipercaya oleh para pengikutnya, tentunya karena dianggap ahli dalam bidang tertentu. Jika seorang influencer sering berinteraksi dengan penggemar secara online melalui platform media sosial, KOL cenderung berbeda. KOL lebih banyak berinteraksi langsung dengan pengikut mereka. Meski pada akhirnya seorang KOL juga sudah banyak yang aktif di media sosialnya. Adapun, cara membangun persona dan kredibilitas seorang KOL biasanya didapat dari pengalamannya di dunia nyata, atau di bidang industri yang mereka geluti. Hal-hal yang mereka tekuni dalam kehidupan sehari-hari menghasilkan keahlian yang membantu karir mereka menjadi KOL. Meski kehadiran KOL biasanya lebih dipercaya, namun jangkauan dari KOL ini tidak begitu luas. Biasanya, mereka memiliki kekuatan audiens yang terbatas. Sedangkan untuk influencer, mereka memiliki cakupan yang lebih luas. Jika diperhatikan, seorang KOL harus tetap memiliki pekerjaan profesional di dunia nyata. Mereka masih melewatkan waktu dengan melakukan pekerjaan penuh waktu yang telah mereka kuasai selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, beberapa KOL masih memiliki profesi seperti dokter, guru, psikolog, pengacara, dan sebagainya. Maka dari itu, dikarenakan profesinya, pendapat dari seorang KOL seringkali dinilai sangat valid. Influencer Nah, berbicara tentang influencer tentu tidak bisa dipisahkan dari pembuat konten. Seperti yang kita tau, influencer adalah seseorang yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencoba atau membeli suatu produk. Ikatan yang kuat antara seorang influencer dan penggemarnya bukanlah lelucon belaka lho. Satu hal sederhana yang dilakukan seorang influencer bisa membuat heboh jagat media sosial. Selain itu, para penggemar influencer juga dikenal cukup loyal dan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap idolanya. Jadi, tak ayal mereka bahkan rela mengeluarkan uang untuk membeli barang yang dipromosikan oleh influencer. Influencer juga bisa diartikan sebagai orang yang memiliki audiens yang banyak di media sosial. Biasanya seorang influencer memiliki banyak platform media sosial sebagai sarana eksistensi sekaligus menjalin hubungan dengan para penggemarnya seperti Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dan YouTube. Dalam menghabiskan waktu setiap hari, seorang influencer biasanya cenderung memberikan 100% waktunya untuk aktivitas di digital marketing. Mereka terbiasa berusaha membuat banyak jenis konten agar pengikut mereka mengetahui semua aktivitas mereka, sehingga mereka bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan membangun engagement yang keren banget. Nah, itulah perbedaan KOL dan influencer. Setelah membaca artikel diatas, Apakah kamu sudah paham perbedaan keduanya? Sebagai tambahan, jika Influencer lebih tepat untuk meningkatkan sales, maka KOL lebih efektif untuk meningkatkan brand value ataupun brand awareness. Karena, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa KOL yang merupakan seorang expert, akan dipercaya oleh target market sebagai sebuah pernyataan yang valid. Jadi, jika kamu ingin melakukan promosi menggunakan orang-orang yang memiliki pengaruh tersebut, maka lebih baik tentukan terlebih dahulu tujuan utamanya, apakah untuk meningkatkan penjualan, ataukah untuk menguatkan value dan awareness. Sebagai digital advertising & influencer marketing agency, Mediatics memiliki spesialisasi pada ranah Media Placement dan Influencer Management. Dengan para #Mediatician berpengalaman yang telah mengambil serangkaian Google Certification, Mediatics dapat membantu mengembangkan bisnis melalui perancanaan strategi influencer marketing yang tepat guna. Contact our Client Relation here!

Influencer Mahal

Influencer Mahal

Saya pernah ngobrol bareng dan cerita-cerita ke salah satu manager artis yang kita sebut saja Mr.X tentang “ada KOL/ Influencer yang underprice dan ada juga yang overprice. Alias ada yang kemurahan dan ada yang gatau diri”. Sebenernya menurut Mr.X ada tipe yang ketiga yaitu KOL yang MAHAL (EXCLUSIVE). Tapi mahalnya punya alasan. Jadi Brand atau agency melihat KOL/Influencer tersebut dengan harga yang diberikan pun menjadi biasa aja. Toh memang kapabilitasnya dia memang segitu. LAH KOK BISA? JAWABANNYA YA BISA (kata si Mr.X) Ada beberapa hal yang membuat KOL/ Influencer tersebut MAHAL tapi WAJAR menurut Mr.X. 1, Honest Review Si KOL/Influencer ini picky banget dengan yang namanya endorsement. Kalau ga cocok sama barangnya, si KOL/Influencer tersebut bakal balikin dan ga mau promote. Feednya ga penuh sama endorsan. Terus sangat jarang mereka ngambil endorse untuk produk skin care, obat pelangsing atau olshop. KOL/Influencer tersebut sengaja menjaga integritasnya. Gamau followersnya kenapa-kenapa dengan review yang diberikan olehnya. Jadi si KOL/Influencer ini tuh hanya merekomendasikan produk dari brand yang memang popular dan berkualitas baik. Mungkin hanya Brand Local maupun Brand International yang dipilihnya, Makanan yang menurut dia enak, ga asal bilang “aku suka banget sama makanannya, mo meninggal lah” Padahal rasanya kaya nano-nano, campur aduk. Tau kan? Kata si Mr.X sambal tertawa terbahak-bahak. 2. Impactful Si KOL/ Influencer itu bisa impactful sesuai objective yang diingkan. Awareness, consideration, engagement, dan conversion. Apalagi yang conversion. Siapa sih brand yang gamau KOL yang dipakai langsung ngaruh ke sales? Pasti semua mau banget kan? Nah jaman sekarang ga banyak yang bisa seperti ini. Langka. Karena apa? Audience sudah bosen sama kegiatan influencer marketing.Jadi kalau ada KOL/Influencer yang bisa menghasilkan conversion pasti akan manteb banget. Ujar Mr.X. 3. Engagement Rate tinggi Kalau ER nya tinggi banget, tiap postingan selalu rame, yang komen juga rame, likes nya rame, Nah itu KOL pantas banget di hargai mahal. ER itu untuk ngukur seberapa dekat KOL/Influencer sama followersnya. Kalau dekat, pasti rame yang komen. Kalau ga dekat, yaaa yang komen sepi, simple. Gausah pake tools juga keliatan. Makin kesini banyak KOL /Influencer dengan followers tinggi tapi postingannya sepi banget banget banget. Yang komen cuma 1 atau 2 ga sebanding dengan jumlah followersnya. So, kalau kamu mau jadi KOL/Influencer lalu ngerasa ER mu tinggi? MAHALIN. Perintah Mr.X. ER kecil? Instropeksi diri kalian maupun konten kalian. Harga yaa cincai-in aja la yaw. Lanjutnya. 4. Tampilannya “MAHAL” Many people assume that originality is what defines greatness. Art can only be brilliant if it’s something nobody’s seen before. There’s no such thing as Bisa dari tampilan feed yang bagus dan objek yang dipakai sama KOL itu.original art, Artistic influences are sort of like genetics, influenced by other artist too. Try to name who influenced us the most, can be influencer, musician, stylist, etc. Start by imitating, finish by emulating. Don’t afraid to copy, plagiarize is different thing! As we keep copying, we will gradually realize that we’re quite different from them. In some areas, we won’t be able to do exactly what we did. Feed rapih, bionya juga rapih. Di bio ga di tulisin semua akun sosmed si KOL/Influencer tersebut. Lalu ga banyak icon atau emoji yang digunakan.Objek yang dipakai. Maksudnya adalah, missal KOL/Influencer tersebut adalah seorang beauty creator yang sengaja ngejar segmen atas, trus isi kontennya banyak menggunakan produk YSL, SK II, pokoknya brand mahal. Nah dengan begitu pasti akan terlihat “MAHAL” nya. Fashion creator? Misal brand chanel, zara, Hermes, Versace, Gucci, dior, dll pun sama. Akan terlihat “MAHAL” nya. So? Worth it kan kalu mereka modalnya seperti itu untuk bisa di hargai dengan MAHAL? Nah itu dia cerita dan informasi seru yang diberikan oleh Mr.X. Ternyata ada ya hal-hal yang bisa membuat KOL/ Influencer terlihat “MAHAL” di mata brand/ Agency. Contact our Client Relation here!

Perbedaan KOL, Influencer & Buzzer

Perbedaan KOL, Influencer & Buzzer

Udah pada tau belum nih, Bedanya antara KOL, Influencer dan Buzzer? Kalau belum tau berikut beberapa perbedaannya: 1. Key Opinion Leader: Orang yang memang mempunyai credential di segmen tersebut dan biasanya adalah praktisi. KOL juga tidak melulu aktif di sosial media, bahkan beberapa KOL lebih fokus pada aktivitas di dunia nyata. KOL lebih efektif untuk meningkatkan brand awareness. Hal ini karena rekomendasi dari KOL yang merupakan seorang ekspertis, akan dipercaya oleh target market sebagai sebuah pernyataan yang valid. Contoh dari KOL Misal Hotman Paris & Chef Arnold 2. Influencer: Personal yang bisa influencing orang lain untuk melakukan sesuatu. Mereka punya power di community mereka. Dan tidak terbatas hanya karena jumlah followers. Lebih kepada punya power “menggerakkan” orang lain. Influencer biasanya lebih efektif untuk meningkatkan penjualan. Hal ini karena jumlah followers dari para influencer yang begitu banyak, sehingga saat Brand mempercayakan mereka untuk mempromosikan Brand tersebut, para followers akan langsung terpancing untuk melakukan proses pembelian. 3. Buzzer: Orang-orang yang memang biasanya digunakan untuk buzzing sesuatu. Men-trendingkan suatu topik dan lebih cocok digunakan di platform Twitter Jadi gimana sudah tau perbedaannya kah? Meskipun kita sebagai Brand or Agency lebih suka menyebut semuanya sebagai KOL. Karena lebih singkat buat disebut hehehe. Tapi ternyata beberapa istilah ada sedikit perbedaan ya satu sama lainnya Credit: Podcast Thirty Days of Lunch Episode 16 Contact our Client Relation here!