Twitter X Masih Relevan untuk Strategi Digital Marketing?
Pada bulan April 2024 lalu, pendiri dari Tesla, SpaceX, dan The Boring Company alias Elon Musk baru saja mengakuisisi Twitter dan melakukan banyak gebrakan pada platform text–based ini. Kebijakan-kebijakan yang dibuatnya pun banyak menuai kontroversi di dunia maya, diantaranya adalah memberikan opsi centang biru berbayar, melakukan perubahan pada UI/UX, menghilangkan tab like di Twitter, dan yang paling kontroversial adalah mengubah nama dan logo dari platform ini, dari Twitter berlogo burung biru menjadi X dengan logo huruf “X” yang terbilang sangat simpel. Respon Netizen Setelah Twitter Berubah jadi “X” Banyaknya kontroversi ini membuat sebagian masyarakat ketar-ketir dengan masa depan platform ini. Banyak yang khawatir X menjadi platform yang tidak lagi relevan karena perubahan-perubahan ekstrim yang telah atau akan dilakukan oleh Elon Musk. Terlebih, Gen Z dan Gen Y juga sudah mulai beralih dari banyak menikmati konten berbasis teks dan foto menjadi konten berbasis video. Dengan berbagai perubahan yang dilakukan oleh Elon Musk, adanya perubahan perilaku pengguna social media yang lebih menyukai konten video-based, dan banyaknya perkembangan yang terjadi di dunia maya, banyak dari marketer yang mempertanyakan relevansi dari platform yang telah menginjak usia 18 tahun ini. 3 Kelebihan Twitter X sebagai Strategi Digital Marketing Jika kita melihat lebih dalam, platform ini masih sangat relevan untuk diintegrasikan pada sebuah strategi digital marketing. terlebih untuk market Indonesia yang memiliki pasar untuk X tersendiri. Berikut adalah hal-hal yang menjadi kelebihan platform yang dimiliki Elon Musk ini: 1. Konten berbasis teks yang mudah dicari dan dipelajari Karena sifatnya yang berbasis teks, X memiliki kelebihannya tersendiri jika dibandingkan dengan platform social media lainnya seperti Instagram ataupun Tiktok. Kelebihan tersebut adalah konten teks yang bersifat trackable, searchable, dan countable, sehingga Anda bisa menggunakan additional tools seperti social listening untuk melihat seberapa banyak jumlah orang yang membahas topik tertentu dan apa yang mereka bicarakan di-platform ini dalam bentuk wordcloud. Dengan alasan di atas, X sangat baik digunakan saat brand baru launching dan masih di tahap unaware. Karena Anda bisa menjalankan campaign di platform ini dengan hasil yang lebih bisa trackable. pro tips, Anda juga bisa menggunakan platform X sebagai sumber untuk melakukan riset behavior dari target audience, karena Anda bisa mendapatkan informasi apa yang dibicarakan atau dilakukan masyarakat terkait suatu topik di platform ini. 2. Konten yang sifatnya cepat dan up-to-date Karena platform ini bersifat conversational, banyak informasi yang pertama kali disebarkan di X dibandingkan di platform lain, baik itu informasi terkait bencana alam, berita terbaru, ataupun hal-hal sesimpel komedi sehari-hari. Karena banyaknya informasi yang bersumber dari X, marketer akhirnya mengadopsi teknik ini dan menggunakan X sebagai “sumber pertama” atau initiating channel yang nantinya akan disebarluaskan di platform lain seperti Instagram, Facebook, dan Tiktok. Anda juga bisa menggunakan X untuk initiator campaign dalam bentuk pembicaraan pada strategi marketing Anda. Agar hasil lebih maksimal, Anda bisa membungkus konten inisiasi ini dengan konten yang lebih terlihat organik dan casual agar konten tersebut tidak terlihat terlalu hardselling. Pro tips, para pengguna Twitter lebih menyukai konten-konten yang bersifat menghibur ataupun relatable dengan kehidupannya, konten yang terlihat sangat memiliki relasi dengan kehidupan sehari-hari audience akan lebih resonan sehingga semakin tinggi potensi konten tersebut dibalas ataupun di-retweet oleh pengguna X 3. X sebagai channel customer service Tak hanya untuk di fase awareness, X juga sering dimanfaatkan untuk di fase advocacy. Salah satu penggunaan X di tahap ini yang umum dilakukan adalah sebagai channel customer service. Alasannya adalah kebiasaan orang-orang untuk mengobrol di platform X ini. Tiga poin di atas membuktikan bahwa X masih relevan untuk diintegrasikan pada keseluruhan strategi digital marketing untuk suatu brand. Tak hanya di fase awareness, namun juga di fase lanjutan seperti advocacy, tergantung dengan objective kampanye yang akan Anda jalankan. Mediatics Siap Buatkan Strategi Digital Marketing Twitter X untuk Brand-mu! Kalau masih bingung atau butuh informasi lanjutan terkait menggunakan X di strategi digital marketing Anda, Mediatics Digital Indonesia bisa bantu buatin strategi dan eksekusi kontennya agar meningkatkan visibilitas brand kamu dengan mengoptimalkan strategi marketing lewat platform X atau Twitter. Butuh insights seputar digital marketing, social media management, ads dan influencer marketing untuk brand/bisnis mu? Contact our Client Relation here!
Konten Video Pendek, Jurus Terbaru Strategi Marketing
Platform video pendek seperti YouTube Short, TikTok, dan Instagram Reels telah mendominasi sosial media. Bahkan Indonesia jadi negara keempat di dunia dengan jumlah pengguna aktif Instagram dan TikTok bulanan terbanyak. 62% orang Indonesia menggunakan Instagram Story untuk explore konten dan hanya 38% menggunakan Instagram Feed secara reguler. Tidak heran sih kalau platform video singkat jadi semakin populer di Indonesia. Sebenarnya, tren video pendek tidak sepenuhnya baru. Vine, dengan video berdurasi enam detiknya, jadi pelopor tren ini sejak 2013. Namun, baru dalam beberapa tahun terakhir fenomena ini benar-benar meledak, didorong oleh beberapa platform seperti TikTok, Instagram Reels, Snapchat, dan YouTube Shorts. Penasaran deh, kira-kira kenapa ya konten video pendek bisa menggaet audiens yang lebih besar bahkan bikin kita ‘salfok’? 1. Attention Span Sering kali kita merasa overwhelmed ketika dibanjiri dengan informasi yang begitu besar sehingga attention span kita jadi semakin singkat. Dengan adanya video pendek yang menyajikan konten sangat ringkas, kita jadi bisa mengonsumsi informasi kapan pun dan di mana pun. Video pendek tidak hanya untuk sekedar menyampaikan informasi aja, tapi juga untuk menciptakan pengalaman yang menarik dan mengesankan yang dapat membuat audiens merasa terhubung secara mendalam. 2. Daya tarik yang kuat Konten video pendek punya daya tarik visual yang lebih kuat daripada tulisan atau gambar, ada yang setuju? Dalam video, narasi bisa disampaikan melalui visual, suara, dialog, musik, bahkan filter. Dengan tipe konten seperti ini bahkan bisa membangkitkan emosi dan menciptakan ikatan emosional dengan audiens, lho! 3. Memuat informasi yang lebih banyak Sadar tidak sih kalau justru video pendek bisa memuat informasi dengan sangat ringkas? Audiens juga bisa mendapatkan informasi dalam waktu yang singkat dan perspektif yang berbeda-beda. Durasi video pendek sangat ideal untuk menjangkau kaum milenial dan juga Gen Z yang selalu ingin mengonsumsi informasi banyak dengan cepat. 4. Algoritma Platform seperti TikTok punya algoritma yang memprioritaskan user engagement yang mempermudah konten kita jadi viral. Video pendek yang menyentuh emosional audiens atau bahkan menghibur bisa dengan cepat menyebar ke platform lain sehingga mencapai audiens yang luas dalam waktu singkat. Kuncinya adalah visual dan alur cerita Media sosial telah berkembang bukan hanya platform untuk terhubung dengan teman dan keluarga aja, tapi jadi strategi brand untuk berinteraksi dengan pelanggan. tidak hanya memperkuat identitas, tapi gimana caranya berhasil menghubungkan audience dan brand secara emosional dengan mengaitkan konten berdasarkan kebutuhan dan lifestyle mereka. Selain visual dan alur cerita, parameter apa aja yang membuat suatu video pendek itu bagus atau tidak? Trendjacking Call-to-action Branded or Unbranded Ngikutin tren memang penting. tidak hanya meningkatkan visibilitas dan relevansi konten kita, tapi juga menunjukkan brand awareness kita dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan tren saat ini, seperti hashtag, topik, musik, dan lain-lain. Video pendek kita harus selalu bertujuan untuk memandu audiens kita ke step berikutnya, entah itu mengunjungi situs tertentu, sign up suatu layanan, atau explore produk baru. Call to action yang kita gunakan harus jelas, singkat, dan mendorong keterlibatan audiens. Selama kita bisa menciptakan konten seorganik mungkin dan sesuai dengan tipe konten yang ada di TikTok, kemungkinan brand atau produk kita tersebar luas melalui word of mouth akan lebih tinggi! Ngikutin tren memang penting. tidak hanya meningkatkan visibilitas dan relevansi konten kita, tapi juga menunjukkan brand awareness kita dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan tren saat ini, seperti hashtag, topik, musik, dan lain-lain. Video pendek kita harus selalu bertujuan untuk memandu audiens kita ke step berikutnya, entah itu mengunjungi situs tertentu, sign up suatu layanan, atau explore produk baru. Call to action yang kita gunakan harus jelas, singkat, dan mendorong keterlibatan audiens. Selama kita bisa menciptakan konten seorganik mungkin dan sesuai dengan tipe konten yang ada di TikTok, kemungkinan brand atau produk kita tersebar luas melalui word of mouth akan lebih tinggi! Less is more! Meningkatnya video berdurasi pendek adalah bukti dari digital landscape dan audience behaviour yang terus berubah. Tren ini telah mengubah cara kita mengonsumsi konten, berhubungan satu sama lain, dan berinteraksi dengan brand. Video berdurasi pendek akan terus menjadi bagian dari strategi digital yang terus berkembang dan beradaptasi dengan dinamika digital yang selalu berubah. Sudah saatnya untuk embrace the trend, where less is more. Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan ketika akan membuat video pendek untuk mempromosikan brand kamu. Hal terpenting yang perlu kamu ingat adalah kualitas dari setiap konten, konsistensi jadwal posting, dan upayakan untuk berinteraksi secara personal dengan audiens! Kalau masih bingung, Mediatics Digital Indonesia bisa bantu buatin strategi dan eksekusi kontennya agar meningkatkan visibilitas brand kamu dengan mengoptimalkan strategi marketing lewat platform video pendek. Contact our Client Relation here!
Konten Carousel TikTok Lebih Cepat FYP? Ini Faktanya!

Sejak awal 2024, TikTok terus meng-encourage para creator & user untuk lebih banyak mengunggah foto carousel dibandingkan video.
Taklukkan Konsumen dengan 360 Digital Marketing
Di era digital yang semakin kompleks seperti sekarang, pendekatan holistik dalam pemasaran digital menjadi kunci utama dalam mencapai keberhasilan bisnis. Salah satu pendekatan yang sangat efektif adalah digital marketing 360, di mana pendekatan ini mengintegrasikan berbagai elemen pemasaran digital seperti SEO, media sosial, email marketing, konten marketing, dan lain-lain, untuk bekerja secara terpadu dalam mencapai tujuan bisnis. Pendekatan 360 ini penting bagi bisnis yang ingin memaksimalkan jangkauan dan efektivitas, sekaligus membangun kehadiran online yang kuat. Menurut Statista, rata-rata orang menghabiskan 8 jam sehari di platform digital. Riset dari Go Globe menyatakan bahwa pengguna internet menghabiskan sekitar 22% waktunya di situs jejaring sosial, 21% untuk pencarian, 20% untuk membaca konten, 19% untuk email dan komunikasi, 13% di situs multimedia, dan 5% untuk belanja online. Ini memberikan kesempatan besar bagi merek untuk menjangkau audiens mereka melalui berbagai saluran digital agar dapat terlihat. Digital marketing 360 tidak hanya sekadar menggabungkan berbagai elemen pemasaran digital, tetapi juga mengoptimalkan interaksi dan pengalaman konsumen melalui multi-channel marketing. Menurut Gitnux, perusahaan yang menerapkan strategi pemasaran multi-channel mengalami peningkatan engagement lebih dari 300% dan memiliki tingkat retensi pelanggan sekitar 91% lebih tinggi dibandingkan dengan merek yang hanya menggunakan satu saluran pemasaran. Selain itu, 72% konsumen mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk terhubung dengan merek dan bisnis melalui beberapa saluran komunikasi. Contoh Penggunaan Digital Marketing 360 Sebagai contoh, sebuah brand kecantikan dapat menggunakan pendekatan digital marketing 360 dengan menggabungkan beberapa strategi berikut: 1. Influencer Marketing Bekerjasama dengan influencer untuk meningkatkan kepercayaan dan daya tarik produk. Influencer dapat membantu memperluas jangkauan dan membangun kredibilitas merek di kalangan audiens yang relevan. 2. Social Media Marketing Menggunakan platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok untuk berinteraksi dengan konsumen dan membangun komunitas. Bagian ini dapat membantu meningkatkan engagement brand dengan konsumen dan menjadikan brand lebih manusiawi. 3. SEO dan SEM Meningkatkan visibilitas website melalui optimasi mesin pencari (SEO) dan iklan berbayar (SEM). Hal ini dilakukan agar ketika konsumen mencari tentang produk kecantikan, brand dapat terlihat di tahap pertimbangan mereka untuk membeli produk kecantikan. 4. E-commerce Marketing Mengatur promosi dan strategi untuk mendorong audiens melakukan pembelian di platform e-commerce sehingga meningkatkan penjualan produk. 5. Email Marketing Mengirimkan newsletter berkala kepada pelanggan yang berisi promo terbaru, konten eksklusif, dan informasi penting lainnya untuk mendorong penjualan. Mengirimkan newsletter berkala kepada pelanggan yang berisi promo terbaru, konten eksklusif, dan informasi penting lainnya untuk mendorong penjualan. Dengan menggabungkan semua strategi ini dalam pendekatan digital marketing 360, brand dapat mencapai berbagai tujuan pemasaran seperti meningkatkan awareness brand, meningkatkan engagement dan consideration konsumen, serta meningkatkan penjualan secara efektif. Setiap strategi mendukung yang lain dalam menciptakan pengalaman konsumen yang terintegrasi dan menyeluruh. Melalui pendekatan ini, brand dapat memanfaatkan keberadaan mereka secara online untuk menjangkau dan mempengaruhi konsumen potensial di berbagai saluran digital, sehingga memperkuat posisi merek mereka di pasar yang semakin kompetitif. Tantangan dan solusi dalam Implementasi Digital Marketing 360 Sebuah laporan oleh Lucidpress menunjukkan bahwa konsistensi dalam penyajian merek di semua platform dapat meningkatkan pendapatan hingga 23%. Dengan menggunakan satu agensi, perusahaan dapat memastikan bahwa pesan dan citra merek tetap konsisten di semua platform, sehingga dapat membantu membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Namun di Indonesia tidak semua agensi pemasaran digital menyediakan layanan digital marketing 360 yang komprehensif. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti peningkatan biaya karena perlu membagi proyek ke beberapa agensi, koordinasi proyek yang tidak efektif, dan hasil yang tidak maksimal. Padahal, menggunakan 1 pintu agency untuk pemasaran digital 360 dapat memberikan pandangan menyeluruh tentang bisnis dan membantu Anda memahami dengan tepat apa yang berhasil dan apa yang tidak. Dengan pengetahuan ini, Anda dapat membuat keputusan yang tepat, sehingga saluran yang digunakan lebih efektif. Mediatics hadir sebagai solusi untuk semua tantangan ini. Kami menawarkan layanan digital marketing 360 yang lengkap, mencakup semua aspek yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan pemasaran digital. Beberapa layanan kami antara lain: Web Analytics Digital Media Placement Influencer Management Creative Development Social Media Management Website and Apps Development SEO (Search Engine Optimization) Market Research Public Relations Customer Relationship Management (CRM) Email Marketing E-commerce Management Keuntungan Menggunakan Mediatics Project Coordination Semua upaya pemasaran mulai dari perencanaan, eksekusi, hingga pelaporan akan di-handle oleh Mediatics. Cost Efficient Karena semua upaya pemasaran dilakukan oleh Mediatics dari awal sampai akhir, Anda dapat menghemat biaya dan waktu yang biasanya terbuang untuk koordinasi dengan beberapa agensi. Pesan dan citra merek Anda akan konsisten di semua platform, membantu membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Result Dengan koordinasi yang mudah dan konsisten, akan menghasilkan hasil yang baik. Kami memiliki dashboard yang membantu Anda memahami performa semua channel di satu platform, yang dapat menghasilkan informasi yang lebih mendalam untuk strategi yang lebih tepat. Dengan Mediatics, Anda memiliki partner yang andal dalam menaklukkan konsumen melalui pendekatan digital marketing 360 yang efektif dan efisien. Hubungi kami sekarang untuk membuktikannya! Contact our Client Relation here!
Ini Proyeksi Harga Influencer Marketing Q2 2024
Saat ini strategi Influencer Marketing jadi primadona banyak pihak, seperti Digital Marketer, Business Owner, atau bahkan Influencer Marketing Enthusiast itu sendiri. Faktanya, walaupun Influencer Marketing jadi strategi digital marketing yang diandalkan, namun memilih influencer yang tepat dengan kebutuhan brand terbilang tricky & challenging. Apalagi jika berbicara soal budget Influencer Marketing, banyak faktor yang menjadi penentu besaran harga setiap influencer & sering kali para Digital Marketer/Business Owner menjadi kebingungan untuk menentukan influencer apa yang cocok bagi brand-nya. Pada Influencer Pricing Benchmark Q2 2024 (prepared by Mediatics Digital Indonesia & Asosiasi Influencer Marketing Indonesia) kali ini, kami menggunakan beberapa metrics sebagai acuan dalam menyusun report tersebut guna memberikan insights & pencerahan bagi Digital Marketer juga Business Owner, di antaranya: Jenis Platform Media Sosial Kami memilih Instagram & TikTok sebagai platform media sosial dalam Influencer Pricing Benchmark, karena berdasarkan data dari We are Social dan Hootsuite, per Oktober 2023 pengguna TikTok di Indonesia mencapai 106,52 juta orang. Diikuti dengan pengguna Instagram di Indonesia yang mencapai 100,9 juta orang (Data Reportal). Dengan pemilihan dua platform media sosial yang populer di Indonesia, diharapkan Digital Marketer & Business Owner bisa mendapat gambaran saat menentukan platform mana yang cocok bagi brand mereka. Jenis Konten Kami menggunakan beberapa jenis konten pada report kali ini, yaitu Story, Instagram Feed, & Instagram Reels untuk platform Instagram. Sedangkan untuk platform TikTok kami mengambil jenis konten Video Post. Setiap jenis konten tentunya memiliki harga yang bervariatif, umumnya ditentukan oleh tingkat kesulitan, durasi konten, dan sebagainya. Tier Influencer Metric yang tak kalah penting & menjadi faktor utama penentuan harga adalah tier influencer. Kami menggunakan 7 tier influencer dengan rentang 10,000 followers hingga > 5 juta followers. Setiap tier influencer memiliki harga yang variatif, diikuti dengan masing-masing kelebihan & kekurangannya. Karena pada intinya, pemilihan tier influencer harus disesuaikan dengan objective/target dari brand itu sendiri. Contact our Client Relation here!
Content Marketing, Cara Kuasai Pasar Laut Merah di Industri Beauty
Industri kecantikan saat ini adalah lautan merah yang luas, tempat di mana persaingan begitu sengit sehingga menjadi tantangan besar untuk bisa bersaing. Dari produk-produk yang dihasilkan oleh orang biasa hingga selebriti terkenal, semua berlomba-lomba untuk menarik perhatian konsumen. Pendekatan yang digunakan pun serupa: foto-foto indah yang menampilkan kecantikan sempurna, pesan-pesan tentang mencintai diri sendiri, dan sebagainya. Dalam kondisi seperti ini, bagaimana caranya untuk bertahan dan bahkan sukses di tengah-tengah pasar yang begitu keras ini dengan content marketing? Solusi untuk para Marketer: Menjadi Berbeda untuk Bersaing Dalam menghadapi pasar laut merah ini, kunci kesuksesan terletak pada kemampuan untuk menjadi berbeda. Seperti yang diungkapkan oleh Seth Godin dalam konsep “Sapi Ungu” (The Purple Cow), kita perlu menjadi sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang benar-benar berbeda dari yang lain. Dengan kata lain, kita harus menonjol dari keramaian dan menciptakan identitas yang unik di pasar. Studi Kasus: Pantene dan KOL Comedy Salah satu contoh sukses dari penerapan konsep “Sapi Ungu” adalah strategi yang dilakukan oleh Pantene dengan menggandeng KOL Comedy. Biasanya kita melihat iklan shampoo dibintangi oleh wanita cantik dengan rambut panjang yang menawan. Namun, Pantene melakukan gebrakan dan keluar dari zona nyaman ini dengan menggandeng KOL Comedy, yaitu Keanu, seorang pria yang terkenal karena konten lucu nya yang suka marah-marah. https://www.youtube.com/watch?v=uslC8STiH-Y Keanu tidak relevan dengan industri kecantikan sama sekali. Namun, Pantene berani memilihnya sebagai representasi dari brand mereka. Langkah ini terbukti sukses karena Keanu membawakan iklan dengan gaya yang lucu dan unik, sehingga membuatnya viral di media sosial. Ini membuktikan bahwa dengan berani berinovasi dan menggunakan strategi yang tidak konvensional, kita dapat menonjol di tengah-tengah keramaian strategi iklan yang sama. Menggunakan Content Marketing yang Inovatif: Membuat Branding yang Tak Terlupakan Salah satu cara untuk menciptakan perbedaan dan menonjol di pasar laut merah adalah dengan menggunakan content marketing yang inovatif. Content marketing tidak hanya tentang promosi produk, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman yang berarti bagi konsumen, membangun koneksi emosional, dan membedakan brand kita dari yang lain. Dengan menggunakan konten-konten yang kreatif dan berbeda, kita dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan citra brand yang unik di tengah persaingan yang begitu sengit. Konten yang inovatif memiliki daya tarik yang kuat bagi konsumen. Dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi dan iklan, konten-konten yang unik, kreatif, dan menghibur memiliki potensi untuk menonjol dan menarik perhatian konsumen di tengah keramaian. Menurut Global Web Index, 60% orang menginginkan konten media sosial yang menghibur. Preferensi ini dipicu oleh pelepasan dopamin, yang terkait dengan perasaan senang. Oleh karena itu, konten yang menghibur dapat menjadi alat yang efektif untuk menarik perhatian konsumen dan membangun koneksi emosional dengan mereka. Dengan mengadopsi content marketing yang inovatif, brand kecantikan dapat menciptakan jejak yang tak terlupakan di benak konsumen. Mereka dapat menjadi pusat perhatian di tengah-tengah pasar laut merah yang padat dan bersaing, dan memenangkan hati konsumen dengan pendekatan yang berbeda dan menyenangkan. Mau content marketing mu 100% diurus dari awal sampai akhir? Hubungi Mediatics! Sekarang untuk membuat Content Marketing yang inovatif tak perlu repot-repot lagi, Mediatics akan bantu kamu dari pembuatan strategi, pemilihan KOL, hingga reporting. Yuk, Segera hubungi kami! Contact our Client Relation here!
Menjelajahi Peluang Digital Marketing dalam Industri Rokok
Pemasaran adalah kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap bisnis di segala jenis industri. Hal ini penting dilakukan karena pemasaran menjadi salah satu tonggak utama bisnis untuk mendorong perputaran bisnis agar terus berjalan. Kegiatan pemasaran pun terus berubah mengikuti perkembangan zaman dan perilaku dari masyarakat. Dahulu, pemasaran dilakukan dengan cara yang lebih tradisional seperti pembagian flyer, placement di koran, billboard, dan di radio. Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi dan penetrasi internet yang semakin luas, kegiatan pemasaran sekarang telah banyak beralih ke sektor digital. Perkembangan Industri Rokok dalam Kegiatan Promosi Salah satu dari sekian banyak industri yang perlu gencar melakukan kegiatan adalah sektor rokok. Tak bisa dipungkiri, rokok telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data yang dikutip dari Badan Pusat Statistik, persentase penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang merokok jumlahnya mencapai 28,62% per tahun 2023. Dengan jumlah pengguna yang besar, tentunya setiap produsen rokok berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan hati para perokok di Indonesia dengan melakukan berbagai kegiatan pemasaran, baik yang sifatnya pemasaran tradisional maupun digital. Namun, kegiatan pemasaran di industri rokok tidak bisa berjalan semulus industri lainnya karena industri ini dibatasi oleh berbagai regulasi yang mengikatnya dikarenakan rokok merupakan barang konsumsi yang mengandung zat aditif. Dengan begitu, sebagai seorang marketer yang berkecimpung di bidang rokok harus memahami apa-apa saja yang menjadi restriction ketika akan melakukan pemasaran di platform digital. Larangan untuk beriklan di platform digital Sebagai platform sosial media terbesar di dunia, Meta melarang kegiatan periklanan yang berhubungan dengan rokok di platform-nya, seperti yang dikutip dari laman Meta transparency center, Meta menjelaskan: “Ads must not promote the sale or use of tobacco or nicotine products and related paraphernalia. Ads must not promote Electronic Nicotine delivery devices, such as electronic cigarettes, vaporizers, or any other products that simulate smoking or are otherwise designed for use with tobacco or nicotine products. Ads may only promote cessation products approved by either the World Health Organization or the U.S. Food and Drug Administration, and must comply with all applicable local laws, required or established industry codes and guidelines.” Tak hanya Meta, raksasa teknologi Google juga menerapkan hal yang sama, di mana pemasar tidak bisa melakukan kegiatan periklanan di platform yang ada di bawah naungan dari Google seperti Google Search, Youtube, dan berbagai platform lainnya. Hal ini selaras dengan apa yang dikutip dari laman Google Advertising Policies Help: The following is not allowed: Ads for tobacco or any products containing tobacco Ads for products that form a component part of a tobacco product, as well as products and services that directly facilitate or promote tobacco consumption Ads for products designed to simulate tobacco smoking” Salah satu platform social media yang naik daun di era COVID-19, TikTok juga menerapkan peraturan yang sama, di mana advertiser tidak diperbolehkan untuk menjalankan iklan rokok dan hal-hal yang berikatan dengan rokok seperti yang dikutip dari laman Tiktok Advertising Policies. Apa yang bisa dilakukan untuk memasarkan rokok di media digital? Walaupun banyak platform digital yang melarang rokok untuk menjalankan iklan di platform periklanan-nya, namun tidak berarti industri rokok tidak bisa melakukan kegiatan pemasaran di platform digital sama sekali. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan awareness terkait dengan rokok di platform digital, diantaranya adalah: Influencer Marketing Influencer marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan orang-orang yang memiliki pengaruh di media sosial untuk mempromosikan dan memasarkan suatu produk atau layanan kepada para pengikutnya. Dengan menjalankan influencer marketing, kita bisa menargetkan audience yang luas maupun spesifik sesuai dengan target audience yang telah ditentukan. Hal ini akan bergantung kepada strategi influencer marketing dan juga matriks-matriks yang melekat pada influencer tersebut, seperti jumlah followers, profiling influencer, engagement rate, profil audience, dan berbagai matriks lainnya. Walaupun bisa dilakukan, menjalankan influencer marketing di industri rokok terbilang cukup tricky karena ada beberapa hal yang harus diperhatikan marketer agar kegiatan marketing ini bisa berjalan sesuai dengan tujuan dan key performance indicator yang telah ditentukan. Beberapa tips yang bisa dijalankan adalah: 1. Pahami influencer role Masing-masing kategori influencer memiliki peran dan tugasnya sendiri-sendiri, beberapa diantara influencer role yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pemasaran rokok adalah experts, idols, dan peers. Experts adalah orang-orang yang sangat memahami suatu topik dan memiliki otoritas untuk membicarakannya. Dengan pemanfaatan experts, audiens akan lebih percaya terhadap brand Anda. Selain experts, ada juga idols yaitu figur yang diidolakan oleh target audience Anda, dan peers yaitu teman sebaya dari target audience Anda. 2. Sajikan authentic content Dewasa ini masyarakat sudah semakin kritis dan memahami influencer yang terasa authentic dalam menyajikan kontennya dan mana yang terasa “dibuat-buat”. Sebagai marketer, kita harus memahami dan bisa menyajikan authentic content dengan memilih influencer yang tepat. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan relevansi brand terhadap target audience. Programmatic Advertising Selain influencer marketing, marketer di industri rokok juga bisa menggunakan channel periklanan digital programmatic ads. Programmatic ads adalah sebuah proses otomatisasi pembelian dan penjualan digital ad space. Dengan menjalankan programmatic advertising, iklan rokok Anda bisa muncul di website-website yang memang menyajikan ad space tersebut di website mereka. Sebagai contoh, iklan rokok tersebut tetap bisa muncul di publisher ternama seperti Detik, Tribun, ataupun Suara. Terdapat berbagai optimasi yang bisa dilakukan jika Anda akan menjalankan iklan di channel programmatic ads, diantaranya adalah whitelist website tertentu agar iklan hanya muncul di website tertentu. Optimasi lain yang bisa dilakukan adalah penggunaan ad format tertentu seperti video, HTML5, dan Rich Media Banner untuk bisa meningkatkan click-through-rate (CTR), serta berbagai optimasi lainnya. Selain influencer dan programmatic ads, terdapat berbagai channel lain yang bisa dijalankan untuk melakukan kegiatan marketing industri rokok di platform digital. Butuh digital marketing untuk bantu kembangkan bisnismu? Hubungi Mediatics! Kalau masih bingung bagaimana cara menjalankan kegiatan marketing untuk industri rokok, Mediatics Digital Indonesia siap bantu kembangkan bisnismu! Mulai dari pasang iklan, pemakaian influencer, pembuatan website, semua bisa dilakukan bersama kamu. Contact our Client Relation here!
Intip 5 Rahasia Strategi Iklan untuk Luxury Brand di sini!
Zaman sekarang, nggak bisa dipungkiri bahwa promosi lewat iklan online jadi andalan untuk brand mewah. Dengan strategi iklan online, brand mewah makin terkenal & tetap diminati walaupun produknya dijual dengan harga bombastis. Sebelum bahas rahasia strategi iklan para brand mewah, kira-kira apa aja sih faktor yang bikin orang beli barang mewah? 3 Alasan Mengapa Orang Beli Barang Mewah 1. Status dan Gengsi Kalau kita beli barang mewah, nggak cuma soal “dapat barangnya”, tapi juga soal nunjukin status dan gengsi. Forbes punya laporan yang nunjukin kalau punya barang mewah bisa jadi cara untuk nunjukin status dan kesuksesan kita ke dunia luar. Nah, ada juga artikel dari Harvard Business Review yang cerita soal psikologi di balik keinginan kita untuk nunjukin status, yang ternyata jadi faktor penting dalam keputusan kita untuk beli barang. 2. Kualitas dan Keunikan Produk Salah satu alasan kenapa orang pilih barang mewah adalah karena reputasi mereka yang selalu menjaga kualitas dan keunikan produk. Research dari Deloitte ngebahas kalau brand mewah emang terkenal karena tingginya standar kualitas produk mereka dan keunikan yang jarang dimiliki oleh brand lain. 3. Pengalaman Belanja yang Menarik Nggak cuma produknya aja, pengalaman belanja juga jadi faktor penting dalam daya tarik barang mewah. Studi tentang perilaku konsumen nunjukin kalau pengalaman belanja yang luar biasa dapat mempengaruhi keputusan kita untuk membeli produknya. Makanya, brand mewah biasanya sangat totalitas untuk menghadirkan strategi belanja yang eksklusif dan layanan pelanggan spesial. Kehadiran brand mewah ini tentu aja memberikan kenyamanan bagi setiap konsumennya yang udah terbiasa menggunakan barang-barang mewah nan mahal. Hal ini menjadi kesempatan bagi para pengusaha brand mewah untuk mempromosikan produknya dalam skala yang lebih luas. Studi dari McKinsey mengatakan bahwa 8% dari semua penjualan brand mewah dilakukan secara online yaitu sekitar €20 miliar, ditambah sekitar 80% pembelian barang mewah yang dilakukan di dalam toko dipengaruhi oleh promosi digital. Ngomongin soal strategi marketing, cara mengiklankan barang mewah itu nggak sama dengan mengiklankan barang-barang mainstream pada umumnya. Bisa dibilang untuk menjual barang mewah itu ada strategi khusus. Lalu, bagaimana cara marketer mempertahankan branding dan menjalankan strategi iklan? Yuk, intip 5 strategi iklan di bawah ini! Siapa tau bisa jadi inspirasi kalian yang bekerja sebagai marketer di luxury brand! 5 Rahasia Strategi Iklan untuk Luxury Brand Influencer marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan orang-orang yang memiliki pengaruh di media sosial untuk mempromosikan dan memasarkan suatu produk atau layanan kepada para pengikutnya. Dengan menjalankan influencer marketing, kita bisa menargetkan audience yang luas maupun spesifik sesuai dengan target audience yang telah ditentukan. Hal ini akan bergantung kepada strategi influencer marketing dan juga matriks-matriks yang melekat pada influencer tersebut, seperti jumlah followers, profiling influencer, engagement rate, profil audience, dan berbagai matriks lainnya. Walaupun bisa dilakukan, menjalankan influencer marketing di industri rokok terbilang cukup tricky karena ada beberapa hal yang harus diperhatikan marketer agar kegiatan marketing ini bisa berjalan sesuai dengan tujuan dan key performance indicator yang telah ditentukan. Beberapa tips yang bisa dijalankan adalah: 1. Menjalankan Search Engine Marketing Search Engine Marketing (SEM) adalah salah satu cara paling efektif untuk mempromosikan produk di pasar yang semakin kompetitif seperti sekarang ini. Secara umum SEM adalah strategi marketing yang menggunakan iklan berbayar untuk meningkatkan visibilitas brand di hasil halaman mesin pencari Google. SEM memungkinkan kita untuk targeted marketing berdasarkan device, location, language, dan lainnya. Maka dari itu, iklan kita dapat menjangkau audiens yang berpotensi menjadi konsumen. Selain itu, SEM juga memungkinkan situs web kita muncul di hasil pencarian teratas dan bisa]menjangkau audiens spesifik lebih banyak 2. Menjalankan iklan di Facebook dan Instagram Seiring dengan berkembangnya purchase behaviour, media sosial muncul sebagai platform belanja utama bagi brand mewah. Jumlah konsumen brand mewah yang menggunakan media sosial untuk untuk berbelanja 3,3x lebih banyak dibandingkan konsumen non brand mewah. Sekitar 71% konsumen brand mewah membeli produk berdasarkan konten yang mereka lihat di Facebook dan 62% berdasarkan konten Instagram. 3. Kolaborasi dengan Influencer Kolaborasi dengan influencer juga jadi strategi yang ampuh dalam beriklan online untuk brand mewah. Dengan memilih influencer yang tepat dan sesuai dengan target audiens serta buyer persona, kita bisa menjangkau dan memperluas audiens dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap brand. Salah satu bentuk kontennya bisa berupa store visit yang dilakukan oleh influencer yang menunjukan pengalaman belanja secara langsung dan dapat dinikmati oleh audiens di media sosial. 4. Menggunakan Brand Ambassador Brand Ambassador (BA) memiliki peran yang sedikit berbeda dari influencer. Keduanya sama-sama mendukung brand dan memiliki pengaruh terhadap opini atau persepsi yang muncul dari kerja sama mereka. Tapi, influencer nggak memiliki kewenangan untuk mewakili brand dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak tertentu, seperti media dan konsumen. Selain itu, cara kerja mereka juga berbeda. Biasanya, influencer memiliki scope of work untuk memposting sejumlah foto atau video promosi brand. Sementara itu, BA lebih luas karena merekaadalah representasi dari brand dan bekerja sama untuk jangka waktu yang lebih panjang. 5. Menyingkirkan Negative Keywords Kata kunci negatif adalah kata kunci yang nggak diinginkan untuk dikaitkan dengan produk mereka. Untuk luxury brand, umumnya mereka menghindari kata kunci seperti: Murah, Diskon, Gratis. Ketiga kata kunci tersebut nggak sesuai dengan image yang ingin dibangun oleh luxury brand dan mungkin nggak cocok dengan preferensi pembeli barang mewah. Gak Hanya Produknya yang Spesial, Luxury Brand Harus Punya Strategi Iklan yang Spesial Untuk menangin persaingan yang cukup ketat di dunia fashion, setiap produk harus memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dari produk sejenisnya. Apalagi luxury brand mempunyai konsumen yangberasal dari golongan menengah ke atas dan dengan positioning sebagai penggemar barang mahal. Untuk bisa memasuki jendela konsumen melalui positioning tersebut, diperlukan suatu strategi marketing yang tepat sehingga brand tersebut nggak hanya dikenal melainkan penjualannya pun meningkat. Sekarang ini, luxury brand nggak cuma hanya diiklankan melalui TV atau billboard aja, it’s time to invest in digital marketing di platform yang digunakan oleh konsumen brand tersebut. Dari strategi-strategi di atas, penentuan platform yang mau dipakai memang sangat penting kalau promosiin brand mewah, karena harus tepat sasaranke audiens yang bisa beli barang tersebut. Nggak peduli seheboh apa platform-nya, bisa jadi justru audiens kalian nggak datang dari platform tersebut. Itu dia 3 pembahasan mengenai alasan kenapa orang membeli barang-barang mewah dan 5 rahasia
Kolaborasi Mediatics & Partner, Ungkap Kiat Sukses Strategi Digital Marketing Saat Ramadan untuk Brand di Acara Growhub

Growhub: Breaking Through The Noise – Attention-Grabbing Digital Amplifications for Ramadan Kamis (1/2/24) lalu Mediatics Digital Indonesia mengadakan Growhub, sebuah talkshow seputar Digital Marketing yang rutin digelar tahunan & dihadiri lebih dari 100 partisipan yang terdiri dari 35 brand dengan berbagai kategori industri. Matt Junior, Managing Director Mediatics Digital indonesia dalam pembukaan acara Growhub menyampaikan bahwa sudah 7 tahun Mediatics berdiri sebagai digital agency yang menghubungkan pihak brand dan juga partners di ranah Digital Media Placement & Influencer Management. Dalam rangka memaksimalkan acara Growhub kali ini, Mediatics menggandeng 10 partner-nya untuk memberikan insights & resources bagi brand dalam memanfaatkan momen Ramadan. Matt Junior – Managing Director Mediatics Digital Indonesia Tahun ini Mediatics mengambil tema acara Growhub Breaking Through The Noise: Attention-Grabbing Digital Amplifications for Ramadan yang dihadiri oleh pembicara dari beberapa partner, seperti Noice, Emtek Digital, Vidio, Vindes, Sinarmas, Folkative Group, & Google Indonesia. Event ini juga terselenggara atas dukungan dari para partner yang membuka booth & memberikan solusi strategi digital marketing saat Ramadan, seperti Kompas, Tribun, Detik, Emtek Group, Suara, MNC, Noice, Traveloka Ads, Influence GoNet, Higo, Folkative, Vindes, & AIM (Asosiasi Influencer Marketing). Acara Growhub diawali paparan oleh Lundy Sebastian, Sr. Digital Media Planning Manager Mediatics Digital Indonesia, yang menyampaikan bahwa terdapat 3 alasan mengapa Ramadan jadi momen penting untuk brand. Lundy Sebastian – Sr. Digital Media Planning Manager Mediatics Digital Indonesia Pertama, umumnya audiens lebih aktif di internet saat menunggu waktu berbuka. Kedua, karena audiens lebih aktif pada digital space, maka interaction rate pada digital content juga akan jadi lebih tinggi. Ketiga, penjualan akan berpotensi melesat tajam karena peningkatan purchasing behavior oleh audiens imbas dari pemberian Tunjangan Hari Raya (THR). Benedictus Octario – General Manager Noice Selain itu, para brand juga bisa mempertimbangkan kehadiran Audio Content yang lebih sering saat Ramadan. Karena berdasarkan data, audiens lebih banyak menikmati audio content seperti tausiyah, lagu religi, dan sejenisnya pada saat Ramadan, ujar Benedictus Octario, General Manager Noice. Tengku M. Rizaldi – Head of Sales & Solutions Specialist Vidio Tak hanya memperhatikan format konten, Tengku M. Rizaldi Head of Sales & Solutions Specialist Vidio juga mengatakan bahwa waktu penayangan juga harus diperhatikan. Karena saat Ramadan, prime time atau peak hour dimulai dari saat sahur tiba yaitu 02.00-04.00 & saat menunggu waktu berbuka pukul 16.00-18.00. Dimas Iriawan – Creative Marketing Vindes Corp Karena banyaknya variasi aktivitas digital & non-digital saat Ramadan, maka brand harus jeli dalam menentukan strategi apa yang cocok bagi audiens nya, ujar Dimas Iriawan, Creative Marketing Vindes Corp. (dari kiri ke kanan) Elia Geraldine – Sr. Digital Media Planner Mediatics, Mohamad Arief Rizky – Digital Marketing Manager Sinarmas, Giovanni Marsie – Product Marketing Manager Google Indonesia, Danny Syah Aryaputra – Chief Marketing Officer Folkative Group, Berikutnya di sesi tayang bincang, Digital Marketing Manager Sinarmas, Mohamad Arief Rizky berbicara mengenai strategi apa yang harus dilakukan oleh brand saat Ramadan. Di sesi ini Arief mengungkapkan bahwa setiap brand pasti memiliki strateginya masing-masing saat menjalani campaign & hal tersebut memang dapat disesuaikan dengan objective yang dimiliki. Misalnya saat brand sedang menjalani awareness campaign, maka tujuan yang harus dicapai adalah audiens harus bisa mengingat brand tersebut. Oleh karenanya, mengukur Ad Recall adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan. Selanjutnya Product Marketing Manager Google Indonesia, Giovanni Marsie menyampaikan ada beberapa tema konten saat Ramadan yang disukai oleh audiens. Di antaranya adalah konten kesehatan, konten spiritual/religi, dan konten makanan seperti “Mukbang” yang trend pencariannya all-time high selama Ramadan. Selain itu brand juga bisa memanfaatkan konten purchase-related seperti fashion & barang-barang yang biasanya dipakai saat Ramadan. Pada sesi terakhir, Chief Marketing Officer Folkative Group, Danny Syah Aryaputra memberikan tips bagi brand yang ingin campaign & kontennya banyak dilirik saat Ramadan. Menurutnya, “being original” adalah salah satu kunci keberhasilannya. Jika brand ingin mengikuti trend yang ada, hal yang harus diingat adalah apakah brand tersebut adaptive dengan trend yang dipilih. Karena tidak semua trend bisa langsung diaplikasikan begitu saja. (dari kiri ke kanan) Lundy Sebastian – Sr. Digital Media Planning Manager Mediatics, Matt Junior – Managing Director Mediatics, Elia Geraldine – Sr. Digital Media Planner Mediatics, Mohamad Arief Rizky – Digital Marketing Manager Sinarmas, Giovanni Marsie – Product Marketing Manager Google Indonesia, Danny Syah Aryaputra – Chief Marketing Officer Folkative Group, & Luky Juniansyah – Associate General Manager Mediatics Melalui acara Growhub ini, Mediatics Digital Indonesia berharap dapat memberikan insights yang bermanfaat bagi para digital marketer & business owner dalam merencanakan strategi digital marketing untuk bisnisnya. Contact our Client Relation here!
Bingung Pilih Reels atau TikTok untuk Influencer Marketing-mu? Yuk Cari Tahu
Konten berbasis video dengan durasi singkat tengah disenangi banyak orang. Tren yang berlangsung kini tentu tak boleh dilewatkan oleh pemilik brand, khususnya mereka yang tengah melakukan strategi influencer marketing. Setidaknya, ada dua platform media sosial yang menjadi pioneer, yakni TikTok dan Reels. Lantas, manakah yang harus digunakan jika kamu sebagai pemilik brand? Cari tahu selengkapnya dulu, yuk! Kenalan Singkat dengan Reels dan TikTok Reels merupakan fitur tambahan untuk berbagi konten video yang diluncurkan oleh Instagram pada Agustus 2020. Instagram sebagai platform yang menjadi primadona untuk membagikan momen melalui foto dan video ini seakan tidak mau ketinggalan untuk menyusul kesuksesan platform berbasis video singkat, TikTok. Melalui Reels, pengguna dapat menyatukan berbagai potongan video, menambahkan filter dari aplikasi. Reels yang telah diupload akan muncul di halaman Instagram Explore milik pengguna lainnya. Pada dasarnya, algoritma Reels yang dimiliki oleh pengguna bergantung dengan aktivitas si pengguna itu sendiri. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh mu seperti membalas komentar, menggunakan tag, maupun membalas direct message seseorang bisa membantu kontenmu muncul di user lainnya. Sedangkan TikTok adalah platform media sosial yang memang berfokus pada berbagi konten video vertikal. Sebenarnya, TikTok sendiri telah diluncurkan pada tahun 2016. Namun, baru di tahun 2020, khususnya Maret ketika dunia dilanda Pandemi COVID-19 ia mampu menarik perhatian banyak orang untuk menggunakannya. Di TikTok sendiri ada halaman for you page yang bekerja menggunakan algoritma canggih untuk mempelajari aktivitas pengguna di platform dalam menyarankan video yang secara khusus akan menarik minat mereka. Nah, video yang muncul ini akan terkait dengan kesukaan-kesukaan pengguna yang telah dibaca. Influencer Marketing, Cara Promosi yang Bertebaran di TikTok dan Reels Sebelum kita membahas apa bedanya TikTok dan Reels, tentu sebagai pemilik brand kamu harus tau apa influencer marketing itu. Secara sederhana, influencer marketing dapat diartikan sebagai proses promosi maupun pemasaran sebuah bisnis yang menggunakan jasa dari para influencer. Nah, influencer ini adalah mereka yang dianggap dapat mempengaruhi orang lain melalui konten yang mereka bagikan. Pemasaran melalui jasa influencer sebenarnya sudah lama dilakukan. Namun, waktu itu mereka hanya tersebar di Instagram yang berbentuk foto feed, ataupun video di YouTube dalam durasi yang cukup panjang. Seiring dengan semakin meningkatnya pengguna yang menghabiskan waktu di video vertikal berdurasi pendek, cara influencer marketing ini turut berpindah ke platform TikTok dan menyusul ke Reels. 5 Perbedaan Reels dan TikTok Walaupun banyak platform digital yang melarang rokok untuk menjalankan iklan di platform periklanan-nya, namun tidak berarti industri rokok tidak bisa melakukan kegiatan pemasaran di platform digital sama sekali. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan awareness terkait dengan rokok di platform digital, diantaranya adalah: 1. Durasi Perbedaan yang mencolok dari keduanya adalah dari segi durasi. Awal kemunculannya, Reels memiliki durasi mulai 15 detik hingga 60 detik. Hingga akhirnya kini Reels bisa memiliki maksimal durasi 90 detik. Namun, di pertengahan tahun ini Instagram melakukan kebijakan baru. Semua video yang ada di Instagram, yang sebelumnya dibedakan menjadi IGTV dan format video di feed biasa tergabung menjadi satu section, yakni Instagram Reels. Sedangkan TikTok telah mengalami beberapa kali perubahan durasi di dalamnya. Jika pada awalnya video hanya bisa berdurasi maksimal 60 detik, terbaru, TikTok mampu memuat video dengan durasi lebih dari tiga kali lipat, yakni 10 menit! 2. Kelengkapan Fitur Lainnya Tak hanya dari segi durasi, pada fitur lainnya yang ada di keduanya memiliki perbedaan. Pada TikTok, pengguna bisa lebih banyak mengeksplorasi filter dibandingkan pada Reels. Di TikTok semua orang bisa bebas berekspresi melalui filter sticker, efek video, voice changer, hingga filter auto caption. Sedangkan di Reels, pengguna hanya bisa mengedit video mereka sebatas filter sticker dan efek video beautify. Bahkan beberapa filter yang ada di TikTok dapat mengalami trennya tersendiri. Sedangkan pada koleksi musik atau sound pelengkap yang bisa digunakan pengguna di tiap video mereka, TikTok dan Reels sama-sama memiliki koleksi yang banyak. Namun, TikTok memiliki koleksi yang lebih banyak dibandingkan Reels. 3. Tools Editing Beberapa pengguna tak suka menyulitkan diri ketika mengedit video mereka sendiri. Kedua platform sama-sama mencoba mengerti pengguna mereka. TikTok sedikit memiliki keunggulan dari segi tools editing yang tertanam langsung di aplikasi mereka. Adapun tools editing yang bisa digunakan antara lain: beautify, speed, durasi, filter, efek, duet, stitch, audio, hingga auto download. Stitch, fitur yang memungkinkan pengguna lain dapat langsung bereaksi dengan membalas video milik pengguna lain melalui video juga menjadi satu keunggulan yang dimiliki oleh TikTok. Sedangkan di Reels, satu poin mencolok yang tidak dimilikinya adalah fitur stitch. Pengguna hanya mendapatkan tools berupa: speed, efek, layout, touch up maupun timer. 4. Pengguna aktif Walaupun TikTok hadir sebagai platform media sosial jauh setelah Instagram hadir dan meraup kesuksesan, dalam waktu yang singkat TikTok mampu mengejar angka pengguna. Dalam pengguna aktif dari keduanya, TikTok dan Reels sebenarnya memiliki pengikut yang sama-sama banyak dan terbilang memiliki beda yang tipis. Khusus di Indonesia sendiri, Reels yang tentu menggaet pengguna aktif dari Instagram sebanyak 99,9 juta orang pada bulan April lalu. Di bulan yang sama, pengguna aktif TikTok mencapai angka 99,1 juta orang. Tipis bukan? 5. Konten Dari segi konten yang ada di kedua platform ini pun berbeda, lho! Bukan tanpa alasan, TikTok hadir sebagai platform yang mampu menghibur kita semua di kala Pandemi Covid-19 melanda. Sehingga kebiasaan pengguna yang terbentuk di platform ini adalah mereka yang mencari hiburan. Jadi tak jarang, konten yang ada pun dikemas dengan sisi humor dan santai tersendiri. Sedangkan Reels dan kaitan Instagram yang penuh dengan keestetikaan-nya membuat konten di dalamnya pun super rapi. Pengguna di Instagram pun lebih menyukai konten yang dibalut dengan keindahan. Pada akhirnya dari perbedaan antara TikTok dan Reels yang sudah disuguhkan di atas bukanlah untuk membuat kamu sebagai pemilik brand bingung. Semua kembali kepada kebutuhan dan tujuan yang ingin bisnismu capai. Misalnya, jika kamu telah memiliki banyak pengikut di media sosial Instagram, tentu kamu harus merambah promosi influencer marketing-mu di Reels. Dibandingkan jika harus berpindah ke TikTok dahulu yang tentu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menarik perhatian pengguna TikTok untuk menjadi pengikut setiamu. Maksimalkan Strategi Influencer Marketing Bersama Mediatics! Masih bingung harus memulai influencer marketing dari mana? Serahkan kepada kami, Mediatics Digital Indonesia. Dengan 4 layanan influencer marketing yang lebih spesifik lagi, mulai dari Paid Promotion,
